Mengapa Pariwisata Sumbar Berbeda ? ( Edisi 5 )
Dari 17 pahlawan nasional asal Sumatera Barat, paling tidak lebih dari separuhnya sangat dikenal oleh sebahagian besar bangsa Indonesia. Setiap pahlawan yang merupakan pembaharu pada masanya, tidak hanya menarik untuk diketahui cerita perjuangannya saja, tetapi juga tanah kelahirannya, kehidupan pribadi hingga lokasi mereka dimakamkan. Uniknya, setiap rekam sejarah para pahlawan tersebut tak jarang menjadi motif kunjungan banyak orang ke Sumatera Barat. Entah hanya sekedar ingin tahu kota kelahiran, rumah tempat mereka dibesarkan, lokasi perjuangan, karya-karya nyata yang dihasilkan, atau sekedar melepaskan rasa penasaran dimana tempat sang pahlawan dimakamkan.
Setiap orang yang ingat Tuanku Imam Bonjol, akan penasaran dimanakah Bonjol berada. Sebuah nagari yang tepat dilalui garis khatulistiwa, dimana selain merupakan tempat kelahiran beliau, juga menjadi lokasi dimulainya Perang Paderi.
Memori tentang sang diplomat ulung Agus Salim yang selalu bersarung dan berkopiah dalam kesehariannya, pasti akan menarik orang untuk berkunjung ke kampung Koto Gadang yang permai di dekat kota Bukittinggi, tempat dimana Rohana Kudus sang Srikandi jurnalistik besar Indonesia juga dibesarkan.
Rumah keluarga Bung Hatta, Sang Proklamator sekaligus Bapak Koperasi Indonesia dan salah satu Istana Negara yang diabadikan dengan nama "Bung Hatta", sampai saat ini masih berdiri kokoh di tengah kota Bukittinggi, kota yang sempat menjadi ibu kota Indonesia pada tahun 1948.
Muhammad Natsir, sang ulama dan politikus pendiri partai islam pertama dan pernah menjadi Presiden Liga Dakwah Dunia, akan membawa orang untuk datang berkunjung ke wilayah Solok, daerah kelahiran beliau yang terkenal dengan keindahan lima buah danau.
Muhammad Yamin, sastrawan dan ahli hukum pemerintahan yang terkenal pada masanya, dimakamkan di Talawi Sawahlunto, sebuah kota pertambangan tua yang telah bertransformasi menjadi kota wisata dengan predikat warisan dunia "Ombilin Coal Mining Herritage".
Terakhir Hamka, ulama sekaligus sastrawan yang telah melahirkan karya-karya sastra hebat dan masih dikenang sampai saat ini, akan membawa kita menikmati Museum Rumah Kelahirannya berikut keelokan Danau Maninjau yang ditempuh melalui jalur kelok 44 dari Kota Bukittinggi. Jalur menanjak pemacu adrenalin bagi yang melewatinya.
Itu baru sedikit cerita sebahagian pahlawan dengan segala hal yang berkaitan dengan hidup dan kehidupannya di Sumatera Barat. Cerita-cerita tersebut mungkin bisa dengan mudah diketahui melalui buku-buku sejarah dan biografi yang ada. Atau bagi para millenials bisa dengan mudahnya diperoleh via Google, semua informasi akan diperoleh dengan lengkap. Namun yang demikian tentunya tidak akan cukup memenuhi rasa keingintahuan dan rasa penasaran, bukan saja yang sudah tetapi juga yang ingin mengenal lebih jauh pahlawan-pahlawan besar tersebut. Solusinya tak lain hanya datang, lihat, pelajari dan nikmati langsung ke Sumatera Barat. Dari situlah anda baru yakin bahwa pariwisata Sumatera Barat itu memang berbeda!
#wonderfulindonesia
#tasteofpadang
#edisikelima
#wisatasumbarberbeda
#marirencanakankesumbar
