Wisata Halal Sumatera Barat Makin Menggeliat

 

Masa pandemi Covid19 seakan jadi momentum kebangkitan dunia pariwisata Sumatera Barat (Sumbar). Ditengah cobaan yang menerpa seluruh dunia ini, Sumbar terus berbenah mengembangkan potensi wisata yang dimiliki. Ranah Minang terus menggali dan meningkatkan kemampuan dunia pariwisatanya seperti, Wisata Geopark, Wisata Digital, dan Wisata Halal.

Sumbar sebagai salah satu provinsi yang berhasil meraih 4 penghargaan pada Anugerah Desa Wisata Tahun 2021, terus melengkapi kemampuan dunia pariwisatanya dalam melayani para wisatawan.
Salah satu kelengkapan ini adalah memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh pemeluk agama Islam. Kelengkapan fasilitas buat wisatawan muslim inilah yang kita kenal sebagai Wisata Halal.
Berdasarkan data dari Kemenparekraf, tahun 2016 Sumatera Barat berhasil meraih World Halal Tourism Award. Dengan menyabet 3 kategori penghargaan yaitu, World’s Best Halal Destination, World’s Best Halal Tour Operator, dan World’s Best Halal Culinary Destination.
Keberhasilan tersebut merupakan sebuah prestasi yang membanggakan tentunya, tapi Sumbar tidak mau terbuai dengan keberhasilan tersebut. Sebuah payung hukum berupa Perda Nomor 1 Tahun 2020 telah diterbitkan oleh Pemprov Sumbar, sebagai dasar dalam pengembangan Wisata Halal di Ranah Minang. 

Pengembangan wisata halal akan terus berlanjut, dan saat ini adalah momentum yang tepat karena Pemerintah Pusat melalui Kemenparekraf/Baparekraf menjadikan wisata halal sebagai salah satu program utama. Dengan adanya dukungan penuh dari Kemenparekraf, Sumbar sangat siap menyambut wisatawan dari berbagai kalangan. Wisatawan Muslim tidak perlu lagi khawatir akan ketersediaan fasilitas ibadah dan kuliner halal di tempat wisata yang mereka kunjungi. Dari sekian banyak tempat wisata di Sumbar, sebagian besar telah menerapkan konsep wisata halal. Sebuah konsep yang selaras dengan prinsip “adat basandi Syara’, Syara’ basandi Kitabullah” orang Minang. Mengutip ucapan Wakil Presiden K.H Ma’ruf Amin, konsep wisata halal ada pada layanan yang ditawarkan, bukan merubah objek atau tempat wisata tersebut. Halal tersebut berupa penyediaan kuliner atau makanan, ketersediaan tempat ibadah, hotel atau penginapan, serta fasilitas kesehatan yang semuanya telah memenuhi standar kehalalan. 

Adapun destinasi wisata halal Sumatera Barat yang sudah siap antara lain :
1. Masjid Raya Sumatera Barat,  merupakan masjid terbesar di Sumatera Barat dengan gaya arsitektur rumah bagonjong (rumah gadang) yang terletak di Kota Padang.
2. Pantai Padang, merupakan salah satu tempat wisata favorit di Kota Padang, dengan ikon berupa monumen yang bertuliskan “Padang”.
3. Pantai Air Manis, di Kota Padang yang merupakan asal usul legenda Malin Kundang.
4. Miniatur Makkah, di Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang yang merupakan tempat melakukan manasik haji dengan latar pemandangan yang elok.
5. Makam Syeikh Burhanuddin Ulakan, di Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman. Syeikh Burhanuddin merupakan salah satu ulama besar di Sumbar yang meninggal pada tahun 1704 Masehi.
6. Museum Adityawarman, di Kota Padang merupakan museum yang namanya diambil dari nama raja yang memerintah Minangkabau pada zaman Kerajaan Majapahit.
7. Pulau Cubadak, di Kawasan Mandeh Kota Padang merupakan salah satu destinasi wisata yang menawarkan keindahan bahari untuk para wisatawan.
8. Jam Gadang, merupakan salah satu ikon tersohor di Sumbar sejak zaman penjajahan Belanda, dan sebuah landmark dari Kota Bukittinggi.

Kesemua tempat tersebut sudah mengadopsi konsep Wisata Halal yang digaungkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Sesuai panduan dari Kemenparekraf/Baparekraf, penyelenggaraan pariwisata halal merujuk pada layanan tambahan amenitas, atraksi, dan aksesibilitas untuk memenuhi pengalaman, kebutuhan, dan keinginan wisatawan muslim.

Berdasarkan panduan tersebut, ringkasnya adalah tempat wisata harus bisa menyediakan fasilitas yang Islami kepada wisatawan muslim. Hal tersebut tentu saja tidak untuk merubah suatu tempat wisata khusus buat wisatawan muslim semata.

Sebenarnya konsep wisata halal ini sudah lebih dulu dikembangkan di luar negeri, bahkan di negara-negara non-OkI (bukan negara peserta Organisasi Konferensi Islam). Dan konsep yang diterapkan pun mirip seperti panduan dari Kemenparekraf yaitu penyediaan fasilitas yang halal buat wisatawan muslim.
Dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, sudah sepatutnya Indonesia turut andil menjadi pemain utama dalam industri pariwisata.

Sementara itu, Sumatera Barat sebagai salah satu provinsi yang mengedepankan pariwisata, tentunya sudah sangat siap menyokong Program Wisata Halal.
Ranah Minang semakin lengkap sebagai destinasi wisata dengan bermacam konsep wisatanya.