Dalam lembaran uang kertas Rp 2000 Tahun Emisi 2016, ada gambar seorang wanita yang sedang menari dengan dua piring di tangannya. Dari tutup kepalanya, tak sulit menebak asal tarian tersebut. Tarian Piring (piriang) memang berasal dari Sumatera Barat. Namun, hingga kini banyak yang tidak tahu, ada gambar panorama yang jadi latar belakang penari tersebut. Panorama itu adalah Ngarai Sianok . Salah satu keindahan alam luar biasa yang menjadi anugerah bumi Ranah Minang.
Ngarai ini memang elok dan eksotis. Keindahan Ngarai Sianok Maninjau, bahkan disejajarkan dengan Grand Canyon di Amerika Serikat, Fish River Canyon di Namibia atau Fjadrargljufur Canyon di Islandia. Geopark Ngarai Sianok Maninjau kini menjadi satu dari tiga Geopark Nasional di Sumatera Barat yang menjadi kandidat Unesco Global Geopark (UGGp). Geopark Ngarai Sianok Maninjau berada di dua wilayah administrasi pemerintahan, yakni Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam. Jurang dengan kedalaman 200 meter ini menghampar sepanjang 15 Km, diapit dua bukit terjal dengan tingggi 100 meter. Jurang ini membentang dari selatan Nagari Koto Gadang sampai Nagari Sianok Anam Suku dan berujung di Kecamatan Palupuh.
Lembah ini merupakan patahan yang memisahkan pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang (patahan Semangko). Secara geologi patahan ini berbentuk full graben. Lembah ini terbentuk karena turunnya sebagian lempengan bumi, sehingga patahannya membentuk jurang curam. Lapisan batuan itu awalnya merenggang hingga bagian tengah ambrol. Perenggangan diperkirakan terjadi pada masa Eosen hingga Oligosen (55-25 juta tahun lalu). Pada periode pembentukan patahan Sumatera dengan terisi bebatuan produk vulkanik hasil dari aktifitas Gunung Api Purba Sitinjau (Danau Maninjau) dengan produk Gunung Marapi dan Singgalang yang diperkirakan pada periode kuater (75000 th yang lalu). Bentukan geologi yang sangat menarik di kawasan dengan pengembangan pariwisatanya. Hal ini yang mendasari Geopark Ngarai Sianok-Maninjau dengan konsep geoparknya mengangkat tema patahan sumatera di jalur sistem vulkanik purba.
Dasar jurang Ngarai Sianok Maninjau mengalir sungai Batang Sianok yang airnya jernih. Sepanjang aliran sungai, banyak flora obat-obatan. Ada juga puspa langka, Padma Raksasa (Raflesia Arnoldi).Faunanya, ada monyet ekor panjang, babi hutan, siamang, rusa, simpai, macan tutul, dan tapir.
Lalu, apa saja keunikan berwisata di Ngarai Sianok Maninjau?
? Taman Panorama
Pengunjung bisa menikmati keindahan panorama Ngarai Sianok dengan latar Gunung Singgalang dan Marapi dari gazebo di Taman Panorama.Aksi lucu monyet-monyet yang bermain di taman, bisa menjadi pengalaman mengasyikkan. Taman ini juga hanya berjarrak 10 menit jalan kaki dari ikon Kota Bukittinggi, jam gadang.
Ada juga menara pandang setinggi 20 meter di dekat toko-toko suvenir. Dari menara ini pengunjung bisa lebih jelas melihat keindahan Ngarai Sianok. Belum puas, pengunjung bisa melakukan perjalanan dengan mobil ke sawah dan permukiman kecil di bawah ngarai.
Mengarungi Batang Sianok
Dengan menggunakan kano dan kayak pengunjung bisa menikmati gemericik air dari Nagari Lambah sampai Jorong Sitingkai Nagari Palupuh kurang lebih selama 3,5 jam.
Rumah Rumput Ngarai Sianok
Objek wisata satu ini terletak di antara sisi tebing Ngarai Sianok. Ini merupakan tempat penginapan di Bukittinggi. Rumah rumput Ngarai Sianok ini berbentuk segitiga dan dilapisi oleh rumput pada bagian atapnya.
Goa Jepang
Goa Jepang ini merupakan bangunan bersejarah zaman penjajahan. Dulu, Iobang ini sebagai tempat berlindung tentara Jepang di Bukittinggi tahun 1942-1945. Akses masuknya, melalui pintu masuk Taman Panorama. Goa ini panjangnya sekitar 1,5 kilometer, namun dengan alasan keamanan, publik maksimal hanya bisa sampai di 750 m.
Janjang Saribu dan Jembatan Merah
Janjang Saribu atau Janjang Koto Gadang, merupakan tangga dan jalan yang bertembok ini melintas mulai dari Koto Gadang di lembah Ngarai Sianok lalu naik menuju ke Bukittinggi.
Panjangnya 780 m dan lebar jalan 2 m. Memiliki beton yang bentuknya menyerupai Tembok China yang kesohor. Di tengah tembok, ada sebuah jembatan gantung (Jembatan Merah).
Pasar Souvenir
Banyak pilihan untuk wisatawan sebagai buah tangan. Ada gantungan kunci, kaos dan lainnya. Namun yang favorit, adalah dadiah yang merupakan susu hasil fermentasi kerbau. Pengunjung yang mencari kuliner unik, bisa mencoba Nasi Kapau. Bagaimana akses menuju Ngarai Sianok Maninjau? Dari bandara internasional Minangkabau, wisatawan bisa naik mobil sewaan atau minibus yang melintasi rute Padang-Bukit Tinggi ke Bukit Tinggi. Dengan jarak antara Padang dan Bukit Tinggi yang mencapai 90 KM, untuk menuju ke Bukittinggi, butuh waktu tempuh kurang lebih sekitar 2 jam.Untuk para backpacker, setibanya di Bukittinggi, perjalanan bisa lanjut dengan angkutan umum yang menuju ke Ngarai Sianok.
Namun untuk pencari kenyamanan dan keleluasaan, mobil pribadi atau agen travel bisa menjadi pilihan.
? Untuk masuk ke obyek wisata ini tiap pengunjungnya dikenakan harga tiket masuk sebesar Rp 15 ribu.
Untuk anak-anak cukup dengan tiket seharga Rp 10 ribu. Sedangkan, wisatawan mancanegara harus membayar sebesar Rp 25.000.
Lokasi wisata ini sebenarnya tidak memiliki jam operasional khusus, karena merupakan alam terbuka dan memiliki permukiman penduduk.
Namun, untuk taman panorama lokasi utama menikmati keindahan ngarai, buka mulai jam 09.30 pagi hingga 17.30 sore.
So, bagi yang ingin berlibur dan mencari lokasi wisata alam fenomenal, Ngarai Sianok bisa menjadi pilihan utama.
Dijamin akan menjadi pengalaman mengesankan seumur hidup. Onde mande, Rancak Bana.
Ngarai Sianok Maninjau, Panorama Eksotis di Ranah Minang
Dalam lembaran uang kertas Rp 2000 Tahun Emisi 2016, ada gambar seorang wanita yang sedang menari dengan dua piring di tangannya. Dari tutup kepalanya, tak sulit menebak asal tarian tersebut.
Tarian Piring (piriang) memang berasal dari Sumatera Barat. Namun, hingga kini banyak yang tidak tahu, ada gambar panorama yang jadi latar belakang penari tersebut.
Panorama itu adalah Ngarai Sianok . Salah satu keindahan alam luar biasa yang menjadi anugerah bumi Ranah Minang.
Ngarai ini memang elok dan eksotis. Keindahan Ngarai Sianok Maninjau, bahkan disejajarkan dengan Grand Canyon di Amerika Serikat, Fish River Canyon di Namibia atau Fjadrargljufur Canyon di Islandia.
Geopark Ngarai Sianok Maninjau kini menjadi satu dari tiga Geopark Nasional di Sumatera Barat yang menjadi kandidat Unesco Global Geopark (UGGp).
Geopark Ngarai Sianok Maninjau berada di dua wilayah administrasi pemerintahan, yakni Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam.
Jurang dengan kedalaman 200 meter ini menghampar sepanjang 15 Km, diapit dua bukit terjal dengan tingggi 100 meter.
Jurang ini membentang dari selatan Nagari Koto Gadang sampai Nagari Sianok Anam Suku dan berujung di Kecamatan Palupuh.
Lembah ini merupakan patahan yang memisahkan pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang (patahan Semangko).
Secara geologi patahan ini berbentuk full graben. Lembah ini terbentuk karena turunnya sebagian lempengan bumi, sehingga patahannya membentuk jurang curam.
Lapisan batuan itu awalnya merenggang hingga bagian tengah ambrol. Perenggangan diperkirakan terjadi pada masa Eosen hingga Oligosen (55-25 juta tahun lalu). Pada periode pembentukan patahan Sumatera dengan terisi bebatuan produk vulkanik hasil dari aktifitas Gunung Api Purba Sitinjau (Danau Maninjau) dengan produk Gunung Marapi dan Singgalang yang diperkirakan pada periode kuater (75000 th yang lalu). Bentukan geologi yang sangat menarik di kawasan dengan pengembangan pariwisatanya. Hal ini yang mendasari Geopark Ngarai Sianok-Maninjau dengan konsep geoparknya mengangkat tema patahan sumatera di jalur sistem vulkanik purba.
Dasar jurang Ngarai Sianok Maninjau mengalir sungai Batang Sianok yang airnya jernih. Sepanjang aliran sungai, banyak flora obat-obatan. Ada juga puspa langka, Padma Raksasa (Raflesia Arnoldi).Faunanya, ada monyet ekor panjang, babi hutan, siamang, rusa, simpai, macan tutul, dan tapir.
Lalu, apa saja keunikan berwisata di Ngarai Sianok Maninjau?
Taman Panorama
Pengunjung bisa menikmati keindahan panorama Ngarai Sianok dengan latar Gunung Singgalang dan Marapi dari gazebo di Taman Panorama.
Aksi lucu monyet-monyet yang bermain di taman, bisa menjadi pengalaman mengasyikkan. Taman ini juga hanya berjarrak 10 menit jalan kaki dari ikon Kota Bukittinggi, jam gadang.
Ada juga menara pandang setinggi 20 meter di dekat toko-toko suvenir. Dari menara ini pengunjung bisa lebih jelas melihat keindahan Ngarai Sianok.
Belum puas, pengunjung bisa melakukan perjalanan dengan mobil ke sawah dan permukiman kecil di bawah ngarai.
Mengarungi Batang Sianok
Dengan menggunakan kano dan kayak pengunjung bisa menikmati gemericik air dari Nagari Lambah sampai Jorong Sitingkai Nagari Palupuh kurang lebih selama 3,5 jam.
Rumah Rumput Ngarai Sianok
Objek wisata satu ini terletak di antara sisi tebing Ngarai Sianok. Ini merupakan tempat penginapan di Bukittinggi. Rumah rumput Ngarai Sianok ini berbentuk segitiga dan dilapisi oleh rumput pada bagian atapnya.
Goa Jepang
Goa Jepang ini merupakan bangunan bersejarah zaman penjajahan. Dulu, Iobang ini sebagai tempat berlindung tentara Jepang di Bukittinggi tahun 1942-1945. Akses masuknya, melalui pintu masuk Taman Panorama.
Goa ini panjangnya sekitar 1,5 kilometer, namun dengan alasan keamanan, publik maksimal hanya bisa sampai di 750 m.
Janjang Saribu dan Jembatan Merah
Janjang Saribu atau Janjang Koto Gadang, merupakan tangga dan jalan yang bertembok ini melintas mulai dari Koto Gadang di lembah Ngarai Sianok lalu naik menuju ke Bukittinggi.
Panjangnya 780 m dan lebar jalan 2 m. Memiliki beton yang bentuknya menyerupai Tembok China yang kesohor. Di tengah tembok, ada sebuah jembatan gantung (Jembatan Merah).
Pasar Souvenir
Banyak pilihan untuk wisatawan sebagai buah tangan. Ada gantungan kunci, kaos dan lainnya. Namun yang favorit, adalah dadiah yang merupakan susu hasil fermentasi kerbau.
Pengunjung yang mencari kuliner unik, bisa mencoba Nasi Kapau.
Bagaimana akses menuju Ngarai Sianok Maninjau?
Dari bandara internasional Minangkabau, wisatawan bisa naik mobil sewaan atau minibus yang melintasi rute Padang-Bukit Tinggi ke Bukit Tinggi.
Dengan jarak antara Padang dan Bukit Tinggi yang mencapai 90 KM, untuk menuju ke Bukittinggi, butuh waktu tempuh kurang lebih sekitar 2 jam. Untuk para backpacker, setibanya di Bukittinggi, perjalanan bisa lanjut dengan angkutan umum yang menuju ke Ngarai Sianok.
Namun untuk pencari kenyamanan dan keleluasaan, mobil pribadi atau agen travel bisa menjadi pilihan.
Untuk masuk ke obyek wisata ini tiap pengunjungnya dikenakan harga tiket masuk sebesar Rp 15 ribu.
Untuk anak-anak cukup dengan tiket seharga Rp 10 ribu. Sedangkan, wisatawan mancanegara harus membayar sebesar Rp 25.000.
Lokasi wisata ini sebenarnya tidak memiliki jam operasional khusus, karena merupakan alam terbuka dan memiliki permukiman penduduk.
Namun, untuk taman panorama lokasi utama menikmati keindahan ngarai, buka mulai jam 09.30 pagi hingga 17.30 sore.
So, bagi yang ingin berlibur dan mencari lokasi wisata alam fenomenal, Ngarai Sianok bisa menjadi pilihan utama.
Dijamin akan menjadi pengalaman mengesankan seumur hidup. Onde mande, Rancak Bana.