Mengapa Pariwisata Sumbar Berbeda ( edisi 27)
Mengapa Pariwisata Sumbar Berbeda?
(Edisi khusus ke-27)
Apa jadinya Indonesia hari ini tanpa orang Minangkabau atau Sumatera Barat? Sebuah pertanyaan yang sangat wajar selalu muncul di fikiran masyarakat Sumatera Barat saat memperingati Hari Kemerdekaan setiap tanggal 17 Agustus setiap tahunnya. 17 orang pahlawan nasional yang sudah diakui Pemerintah dan banyak pahlawan-pahlawan lain yang belum atau bahkan tidak memerlukan pengakuan, adalah bukti sejarah kontribusi masyarakat daerah ini untuk Indonesia.
Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Tambusai adalah dua pemimpin Perang Paderi yang menjadi bagian perlawanan awal bangsa Indonesia merebut kemerdekaan. HAMKA, Abdul Muis, Bagindo Azis Chan, Ilyas Yakub, Muhammad Natsir, dan Tan Malaka adalah nama-nama pahlawan dengan latar belakang yang unik, ada ulama, budayawan, sastrawan, pejuang, pemimpin ormas besar, sampai pendiri partai politik, yang lebih tepat dikategorikan sebagai pilar kebhinekaan dasar demokrasi Indonesia yang diakui sebagai negara demokrasi terbesar di dunia saat ini.
Adalagi nama-nama Abdul Halim, Adnan Kapau Gani, Agus Salim, Hazairin, Muhammad Yamin, Sutan Syahril, dan Mohammad Hatta; tokoh-tokoh yang menghiasi potret sejarah di awal masa kemerdekaan dengan berbagai latar belakang pengalaman, masuk dan terlibat langsung dalam struktur Pemerintahan formal sebagai Menteri, Perdana Menteri dan Proklamator serta Wakil Presiden pertama Indonesia. Tidak kurang pula kontribusi dua srikandi besar bangsa, Rasuna Said dan Rohana Kudus yang bergerak mempertahankan negara ini melalui jalur pendidikan, jurnalistik dan media.
Dari setidaknya 17 nama tokoh Nasional yang sudah diakui tersebut, tentunya akan mewarnai cara berfikir masyarakat Sumatera Barat untuk mengisi kemerdekaan bangsa besar ini, untuk berkreasi membangun berbagai hal di Sumatera Barat, dan untuk memajukan potensi wisata sejarah sebagai salah satu motif kunjungan ke Sumatera Barat. Paduan sejarah, tokoh dan potensi kepariwisataan merupakan suatu hal yang harus dibuktikan langsung dengan mengunjungi daerah ini, agar anda benar-benar yakin bahwa pariwisata Sumatera Barat memang sangat berbeda. Dirgahayu Indonesiaku!
#wonderfulindonesia
#tasteofpadang
#edisiduapuluhtujuh
#wisatasumbarberbeda
#marirencanakankesumbar
