Mengapa Pariwisata Sumbar Berbeda ( edisi 18)
Mengapa Pariwisata Sumbar Berbeda?
(Edisi 18)
Pernahkah anda melihat warna merah, kuning, hitam pada "marawa"? Bendera lambang identitas masyarakat Minangkabau yang berwarna persis sama dengan bendera Jerman dan Belgia? Tak sedikit orang yang jika melihat marawa tersebut pada acara-acara adat dan budaya di Sumatera Barat bertanya, apa hubungan Sumatera Barat dengan kedua negara maju di Eropa Barat tersebut? Untuk mengetahui jawabannya tidaklah mudah. Akan sulit ditemukan orang yang benar-benar tahu apakah memang ada kaitan sejarahnya, atau hanya sebuah kebetulan belaka.
Bendera Jerman yang pasti punya sejarah bahwa warna tersebut merupakan warna pakaian resimen mahasiswa Kor Bebas Lutzow dan lambang kekaisaran Romawi suci yang kemudian diadopsi menjadi bendera Nasionalnya. Begitupun dengan Belgia yang menetapkan warna benderanya dari warna keluarga kerajaan Duchy Brabant. Bagaimana dengan sejarah marawa Minangkabau?
Marawa Minangkabau ternyata juga punya filosofi mendalam tentang arti tiga warnanya. Kuning melambangkan keagungan dan representasi Luhak Tanah Datar. Merah melambangkan keberanian dan merepresentasikan Luhak Agam. Dan Hitam melambangkan ketahanan akal dan budi serta merepresentasikan Luhak Limapuluh Kota. Tiga Luhak atau daerah geografis tadi adalah pusat kerajaan Pagaruyung yang berkembang kesegala penjuru Pulau Sumatera dan bahkan sampai ke Semenanjung Malaysia.
Marawa yang saat ini juga sering dipasang saat event-event besar yang dikunjungi wisatawan, tentunya akan semakin menarik untuk dijadikan inspirasi konten “story telling”, sehingga semua pasti merasa bahwa pariwisata sumbar memang berbeda.
#wonderfulindonesia
#tasteofpadang
#edisidelapanbelas
#wisatasumbarberbeda
#marirencanakankesumbar
