Mengapa Pariwisata Sumbar Berbeda ? ( Edisi 14 )
Minangkabau merupakan salah satu dari sebagian kecil suku di dunia yang menganut sistem matrilineal. Sistem kekerabatan ini memberikan posisi istimewa bagi perempuan di berbagai sisi kehidupan.
Perempuan Minang berperan sebagai "Bundo Kanduang" tak hanya bagi anak-anaknya, tetapi juga untuk saudara-saudaranya dan keluarga besar keturunannya. Keistimewaan posisi perempuan ini juga secara eksplisit terlihat saat perempuan Minang memakai "Suntiang" di hadapan tamu undangan pada "alek" pernikahannya, sebagaimana layaknya visualisasi seorang ratu dengan mahkota di kepala.
Pada awalnya, suntiang terbuat dari emas, tembaga atau besi, dengan berat sekitar 6-7 kg. Suntiang ditusukkan sedemikian rupa pada sanggul yang dikenakan. Bisa dibayangkan betapa rumit proses penyusunannya dan betapa berat beban yang dipikul sang perempuan sejak suntiang dipasang sampai "alek" selesai dilaksanakan.
Sebenarnya, makna dari suntiang inilah yang harus dipahami, baik oleh yang mengenakan maupun yang tidak. Disamping derajat yang ditinggikan dengan dipakainya "mahkota" ini, tanggung jawab yang akan diemban sangatlah berat, melelahkan dan mungkin juga menyakitkan jika kelak benar-benar menjadi Bundo Kanduang bagi lingkungannya. Setiap perempuan yang pada pernikahannya memakai suntiang jenis ini, dipastikan akan memahami arti sebuah suntiang sebagai proses awal pembentukan karakter Bundo Kanduang yang sesungguhnya.
Saat ini suntiang sudah dimodifikasi sedemikian rupa dengan bahan yang lebih ringan, pemasangannya pun tidak lagi serumit dulu. Namun keagungan suntiang yang serupa mahkota ratu dengan berbagai variasi hiasan keemasan itu masih sarat makna betapa orang Minang mengagungkan perempuan lebih dari etnis manapun juga.
Suntiang saat ini juga menjadi properti seni budaya yang ditampilkan pada berbagai event kepariwisataan, dan bahkan juga bisa dikenakan wisatawan yang ingin berpose sebagai perempuan Minang lengkap dengan pakaian tradisionalnya.
Bagi yang ingin mendalami makna sebuah suntiang dan mendapatkan kesan pada saat memakainya, satu hal yang dapat anda lakukan adalah datang, kunjungi dan buktikan langsung ke Sumatera Barat. Setelah itu anda baru bisa berkata bahwa Pariwisata Sumatera Barat Memang Berbeda!
#wonderfulindonesia
#tasteofpadang
#edisiempatbelas
#wisatasumbarberbeda
#marirencanakankesumbar
