Mengapa Pariwisata Sumbar Berbeda ? ( Edisi 13 )
Mengapa Pariwisata Sumbar Berbeda?
(Edisi 13)
Bicara tentang pria minang, banyak yang men-stereotip-kan mereka sebagai saudagar tangguh atau diplomat ulung. Namun tak sedikit juga yang menyangsikan sambil berfikir, "Apa iya? Banyak juga tuh yang hidupnya susah, jadi pedagang kaki lima dimana-mana."
Mau tau jawabannya?
Berdagang kaki lima itu merupakan proses pembelajaran dan penempahan menjadi saudagar yang mumpuni. Tak hanya itu, pada tahap ini mereka juga belajar menjadi marketing, negosiator sekaligus humas dan diplomator handal untuk meraih kompetensi tertinggi dalam ilmu "per-saudagar-an". Sejarah membuktikan bahwa banyak pria minang yang sukses menjadi usahawan handal, marketing yang piawai, komunikator canggih atau menjadi diplomat ulung!
Pria minang juga dikenal sebagai sosok dengan tampilan Fashion Metro Global sejak dahulu kala. Pasti banyak juga yang tidak percaya dengan statement tersebut sambil manggut-manggut berfikir, apa kira-kira penjelasannya?
Mari kita mulai dari tampilan atas.
Pria minang selalu pakai "Kopiah" sebagai penutup kepala yang diadopsi dari budaya fashion kofiyah Timur Tengah. Pria minang kebanyakan memakai baju "Teluk Belanga" yang diadopsi dari budaya negara di Asia Selatan sekitar Teluk Benggala. Atau ada pula yang memakai baju "Gunting Cino" yang dari namanya saja jelas-jelas diadopsi dari negeri Cina. Pria minang juga acap menyampir atau melingkarkan "Sarung Bugis" di bahu atau di lehernya jika bepergian kemana-mana. Jenis sarung yang jelas berasal dari Makassar. Celananya "Batik Jao" yang diadopsi dari daerah Jawa, dengan alas kaki "Tarompah Japang" yang jelas dan tegas terbaca ada kata Jepang-nya!
Di Sumatera Barat, tampilan yang demikian mudah ditemui dalam keseharian di berbagai daerah, baik di keramaian pasar tradisional, di lapau kopi, di acara-acara adat, dan tentu saja pada berbagai event pariwisata yang digelar untuk para wisatawan. Ulasan tentang pria minang tentu akan sangat subjektif jika diceritakan oleh orang minang. Untuk itu, rasanya wajar jika orang lain juga ingin melihat dan menilai hal tersebut dengan datang dan melihat sendiri buktinya ke Sumatera Barat. Kalau ternyata benar, maka jelas sudah kalau pariwisata Sumbar itu memang berbeda!
#wonderfulofindonesia
#tasteofpadang
#edisitigabelas
#wisatasumbarberbeda
#marirencanakankesumbar
