Desa Wisata menjadi salah satu ujung tombak perkembangan pariwisata di Sumatera Barat saat ini. Tidak kurang dari 338 Desa Wisata Sumatera Barat sudah terdaftar di Jaringan Desa Wisata Kemeparekraf RI. Pertumbuhan ini sejalan dengan program pembangunan inklusif yang didengungkan Gubernur Mahyeldi Ansharullah. Disebut inklusif karena dalam konsepnya Desa Wisata dikelola sepenuhnya oleh masyarakat desa pada lembaga Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Salah satu Desa Wisata yang paling diminati terletak di Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Desa Wisata ini diberkahi pesona alam berupa danau, yakni Danau Diateh. Dari Desa Wisata ini, wisatawan juga dapat dengan mudah mengakses Danau Dibawah, serta Danau Talang.
Angga “Green Hill”, Sekretaris Pokdarwis Danau Diateh Alahan Panjang mengatakan, Desa Wisata yang ia kelola bersama kelompoknya sebelumnya sudah dikunjungi oleh para wisatawan lokal bahkan internasional. Namun setelah dipatrikan statusnya sebagai Desa Wisata, para penggerak Pokdarwis beroleh kesempatan untuk menumpahkan kreasi mereka dalam meramu paket wisata. Sesuatu yang belum berkembang sebelumnya di Alahan Panjang.
“Dulunya orang kesini hanya untuk melihat danau. Ramainya sekali setahun saja. Tapi sejak beberapa tahun terakhir, sudah banyak aktivitas lain yang bisa dilakukan karena kami menawarkan paket-paket hasil kreasi sendiri kepada para tamu,” sebut Angga. Paket kreatif tersebut seperti mengintegrasikan aktivitas pertanian kedalam program selama 2 atau 3 hari. “Jadi, ada paket agro seperti menanam sampai memanen bawang dan sayur. Wisatawan sangat suka,” sebutnya.
Saat ini, terang Angga, keterlibatan masyarakat menjadi salah satu fokus pergerakan Desa Wisata di kawasan Alahan Panjang dan sekitarnya. Wujud nyata perluasan keterlibatan tersebut berlangsung di Jorong Usak. Di Jorong ini, masyarakat menciptakan pasar khusus untuk menjual berbagai penganan tradisional dengan sistem penjualan koin kayu. Ini adalah bentuk duplikasi dari apa yang dipraktekkan oleh Desa Wisata Kubu Gadang, Kota Padang Panjang.
“Kami belajar dari Desa Wisata lain yang sudah berkembang terlebih dahulu. Baik pengelolaan pasar sekali seminggu ini, maupun homestay. Selanjutnya kami akan belajar pula bagaimana mengelola event,” kata Anduang, salah seorang anggota Pokdarwis yang juga mengelola homestay.
Pokdarwis juga menyediakan lahan camping ground, atraksi paddle board sampai lokasi outbound. “Kami sudah bekerjasama dengan berbagai pihak. Kami dibina oleh Tim Sanak bentukan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Kami membangun jaringan seluruh pelaku di sini dibawah kelompok bernama Malenjang. Kami usahakan sekuat mungkin agar Desa Wisata ini berkembang,” kata Ari, salah seorang pengurus Pokdarwis Danau Diateh, Alahan Panjang.
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan penggerak Desa Wisata di Alahan Panjang. Selasa (30/4), Audy melakukan kunjungan kerja untuk mendampingi Desa Wisata Alahan Panjang yang tengah mendaftarkan diri pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.
“Potensi disini sangat luar biasa. Banyak paket wisata yang bisa kita bikin jika ingin mengkolaborasikan potensi antar-Desa Wisata yang ada,” kata Audy pada pertemuan yang juga dihadiri oleh penggiat Desa Wisata Gurun Data, Kampung Batu Dalam, Salimpek serta Taluak Dalam.
“Pariwisata itu soal SDM. Hospitality menjadi kunci dalam kerja SDM itu. Makanya kita dari Provinsi selalu melibatkan pelaku Desa Wisata dari beragai kota dan kabupaten pada berbagai pelatihan yang dilaksanakan Dinas Pariwisata Provinsi,” sebutnya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, Luhur Budianda yang turut serta pada kunjungan tersebut mengatakan pilihan untuk menjadi Desa Wisata adalah pilihan yang tepat dalam mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat dan berkelanjutan. “Partisipasi masyarakat dan dampak yang mereka rasakan secara langsung merupakan penentu keberlanjutan kepariwisataan di sebuah Desa,” sebutnya.
Luhur berharap dengan berbagai sentuhan Pemerintah Provinsi yang sudah dilakukan, Alahan Panjang dan segenap Desa Wisata yang ada di sekitarnya terus membangun hubungan harmonis, agar saling menopang.
Ketua Tim Sanak, Muhammad Fadhli mengatakan kreativitas dan semangat pelaku Desa Wisata Danau Diateh memberi stimulus yang baik bagi Desa Wisata sekitarnya.
“Mereka sudah jalin koordinasi, saling suport. Jadi wisatawan dapat merasakan, mengalami dan melihat objek maupun aktivitas yangmenarik. Dari aktivitas di danau sampai mendaki ke puncak Gunung Talang, itu sudah satu jalurkoordinasi. Dari ladang ke ladang, mulai dari bawang sampai strawberry semua tergabung pada paket bertema agro," sebutnya.